Banyak faktor yang menyebabkan pembelajaran di kelas menjadi terhambat, salah satu contohnya karena pembelajaran yang diberikan monoton. Kemudian, masalah yang akan muncul adalah siswa mulai merasa bosan sehingga minat belajar pun menurun dan cenderung hanya mendengarkan saja tetapi tidak paham akan materi yang disampaikan.
Pembelajaran di kelas menjadi monoton disebabkan karena beberapa hal. Aurelia Vina, Curriculum Specialist Assemblr EDU, mengungkapkan hal tersebut bisa terjadi karena metode pembelajaran yang kurang bervariasi.
“Mengapa pembelajaran terasa monoton? Biasanya terjadi karena metode pembelajaran yang kurang bervariasi. Sehingga keterlibatan siswa menjadi berkurang. Konten pembelajaran pun harus menjadi perhatian, karena bisa saja karena konten yang tidak relevan atau tidak menarik,” ungkapnya pada webinar “Semarak Tahun Ajar Baru – Ciptakan Kelas Seru dan Kreatif dengan Pembelajaran Interaktif 3D-AR” yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI beberapa waktu lalu.
Vina mengungkapkan 3D dan Augmented Reality (AR) dapat menjadi solusi yang baik untuk menciptakan aktivitas kelas seru dan kreatif.
Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana informasi visual itu lebih cepat diproses oleh otak daripada teks.
“Menurut riset, otak memproses informasi visual 60.000 kali lebih cepat daripada teks. Dengan 3D/AR ini, visual dapat digambarkan dengan lebih menarik. Tetapi kita juga tidak boleh melupakan teks ya, karena literasi kunci untuk memahami dan berpartisipasi dalam dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah,” ungkapnya.
Kemudian mengenai visualisasi yang 3D/AR tampilkan tentunya dapat membantu guru menjelaskan konsep yang rumit.
“Visualisasi 3D/AR membantu guru untuk menjelaskan konsep yang tak terbayangkan dengan lebih mudah. Kalau sudah seperti itu, tentunya keterlibatan siswa di dalam pembelajaran tentunya semakin kreatif dan kolaboratif,” jelas Vina.
3D/AR mampu memberikan warna baru di dalam pembelajaran. Penggunaannya tidak hanya berpusat pada wawasan saja tetapi juga menyentuh sisi emosional siswa. Pengalaman yang dirasakan merangsang otak mereka untuk meyerap ilmu lebih progresif.
Konsep 3D/AR mengkolaborasikan dunia nyata dan dunia maya yang menampilkan informasi lebih detail dalam visual 2D atau 3D. Teknologi ini meyisipkan informasi ke dunia virtual kemudian diperlihatkan di dunia nyata dengan bantuan alat khusus. Biasanya alatnya berupa kamera, webcam komputer, bahkan ada yang menggunakan kacamata khusus 3D/AR.